- detikHot
- Article
Mahardian Prawira Bhisma - detikhot
Jakarta - Selama tiga tahun terakhir, kehidupan seniman Suyadi atau yang biasa dikenal dengan nama Pak Raden terbilang memprihatinkan. Meski demikian, tak pernah terlukis kemurungan di wajahnya ketika mendongeng di depan anak-anak.
Lima hari yang lalu, Pak Raden masih bisa nge-tweet. Mengabarkan para pengikutnya di Twitter untuk menyaksikan sebuah acara infotainment edisi spesial tentang dirinya.
"...ada liputan tentang pemberian rumah dari Silet - Indigo untuk saya," kicau Pak Raden pada 25 Oktober lalu.
Sosoknya begitu terkenal namun di balik semua itu, Pak Raden hidup begitu sederhana rumahnya pun hanya masuk di gang kecil. Di rumah mungilnya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, terlihat karya-karyanya yang tersisa seperti tokoh boneka Si Unyil serta beberapa lukisan.
Desember 1995, Pak Raden menyerahkan hak ciptanya kepada Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN). Dalam salah satu pasal tertulis perjanjian tersebut berlaku selama lima tahun. Tapi PPFN menganggap perjanjian tersebut berlaku selamanya.
Tiga tahun lalu, Pak Raden berjuang mendapatkan kembali royalti atas Si Unyil. Saat itu stasiun televisi Trans 7 masih menampilkan tokoh Unyil dalam programnya. Bahkan saat itu, hanya dari Trans 7 Pak Raden mendapatkan pemasukan.
"€œKalau penggunaan boneka pihak Trans 7 itu langsung menyewa kepada Perusahaan Film Negara (PFN). Tapi, Trans 7 memang menghargai saya dengan membayar kalau membutuhkan suara untuk mengisi suara Pak Raden,"€ ujar Pak Raden saat ditemui di kediamannya di kawasan Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5/2012) silam.
Beberapa tokoh dalam boneka Si Unyil memang sudah didaftarkan oleh pihak PFN ke Departemen Hukum dan Ham. Oleh kerenanya, tak ada pihak atau instansi yang bisa dengan bebas memakai karakter boneka Si Unyil.
"€œJadi kalau mau memakai tokoh boneka Si Unyil harus membayar tapi bukan sama saya melainkan ke PFN,"€ kata Pak Raden.
Di tengah kesulitan ekonomi dan perjuangan melawan penyakitnya, Pak Raden masih bersemangat jika ada undangan mendongeng, atau membuat lukisan. Di masa sulitnya, Pak Raden juga bersyukur mendapatkan bantuan dari teman-teman sesama seniman yang melakukan penggalangan dana, salah satunya Bondan Prakoso.
Pak Raden sempat menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi dunia hiburan anak-anak di Tanah Air secara umum. Menurutnya hampir tak ada tempat bagi animator untuk berkreasi.
"Kenapa animasi kita tidak maju? Jangan salahkan Upin Ipin, tapi karena animator kita kurang dapat kesempatan di tanahnya sendiri. Animator kita hebat, cuma kesempatan dunia televisi begitu susah, itu saja," ujarnya kala itu.
(ich/ich)
Lima hari yang lalu, Pak Raden masih bisa nge-tweet. Mengabarkan para pengikutnya di Twitter untuk menyaksikan sebuah acara infotainment edisi spesial tentang dirinya.
"...ada liputan tentang pemberian rumah dari Silet - Indigo untuk saya," kicau Pak Raden pada 25 Oktober lalu.
Sosoknya begitu terkenal namun di balik semua itu, Pak Raden hidup begitu sederhana rumahnya pun hanya masuk di gang kecil. Di rumah mungilnya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, terlihat karya-karyanya yang tersisa seperti tokoh boneka Si Unyil serta beberapa lukisan.
Desember 1995, Pak Raden menyerahkan hak ciptanya kepada Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN). Dalam salah satu pasal tertulis perjanjian tersebut berlaku selama lima tahun. Tapi PPFN menganggap perjanjian tersebut berlaku selamanya.
Tiga tahun lalu, Pak Raden berjuang mendapatkan kembali royalti atas Si Unyil. Saat itu stasiun televisi Trans 7 masih menampilkan tokoh Unyil dalam programnya. Bahkan saat itu, hanya dari Trans 7 Pak Raden mendapatkan pemasukan.
"€œKalau penggunaan boneka pihak Trans 7 itu langsung menyewa kepada Perusahaan Film Negara (PFN). Tapi, Trans 7 memang menghargai saya dengan membayar kalau membutuhkan suara untuk mengisi suara Pak Raden,"€ ujar Pak Raden saat ditemui di kediamannya di kawasan Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5/2012) silam.
Beberapa tokoh dalam boneka Si Unyil memang sudah didaftarkan oleh pihak PFN ke Departemen Hukum dan Ham. Oleh kerenanya, tak ada pihak atau instansi yang bisa dengan bebas memakai karakter boneka Si Unyil.
"€œJadi kalau mau memakai tokoh boneka Si Unyil harus membayar tapi bukan sama saya melainkan ke PFN,"€ kata Pak Raden.
Di tengah kesulitan ekonomi dan perjuangan melawan penyakitnya, Pak Raden masih bersemangat jika ada undangan mendongeng, atau membuat lukisan. Di masa sulitnya, Pak Raden juga bersyukur mendapatkan bantuan dari teman-teman sesama seniman yang melakukan penggalangan dana, salah satunya Bondan Prakoso.
Pak Raden sempat menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi dunia hiburan anak-anak di Tanah Air secara umum. Menurutnya hampir tak ada tempat bagi animator untuk berkreasi.
"Kenapa animasi kita tidak maju? Jangan salahkan Upin Ipin, tapi karena animator kita kurang dapat kesempatan di tanahnya sendiri. Animator kita hebat, cuma kesempatan dunia televisi begitu susah, itu saja," ujarnya kala itu.
(ich/ich)
Pak Raden Tetap Semangat Walau Kesulitan di Hari Tua Suasana di Rumah Duka Pak Raden Pak Raden yang Melegenda, Tapi Harus Jual Lukisan Demi Biaya Berobat Suasana di Rumah Persemayaman Pak Raden Pak Raden Alami Kritis Sebelum Tutup Usia Jenazah Pak Raden Akan Segera Disemayamkan di Rumah Duka Pak Raden Meninggal Dunia Ini Dia Trailer Perdana 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' Digunjingkan Jadi lebih Ganteng, Sammy Simorangkir Bantah Oplas
ConversionConversion EmoticonEmoticon