Pak Raden Tak Pernah Dilupakan

Belum ada notifikasi baru.

Lihat Semua Notifikasi

Belum ada notifikasi baru.

Lihat Semua Notifikasi
Is Mujiarso - detikhot
http://ift.tt/1PW18jy
Jakarta - Kondisi ekonomi yang “morat-marit” dan masa tua yang “merana” menjadi catatan sejumlah media dalam mengabarkan meninggalnya Drs. Suyadi alias Pak Raden di usia 82 tahun, Jumat (30/10) malam. Memang, sudah menjadi rahasia umum, popularitas serial boneka Si Unyil yang pernah berjaya di TVRI yang turut ia bidani kelahirannya, tak serta-merta memberikan keuntungan ekonomi yang melimpah padanya.

Setelah serial itu berhenti tayang sejak 1993, ada konflik terkait kepemilikan hak cipta atas karakter boneka-boneka itu dengan pihak produsernya, Pusat Produksi Perfilman Negara (PPFN). Atas hal itu, banyak simpati dari kaum muda, yang dibesarkan bersama serial boneka itu, mengalir pada Pak Raden.

Selain berjuang untuk mendapatkan kembali hak cipta karakter boneka-boneka yang dikuasai oleh PPFN, anak-anak muda itu juga mendampingi Pak Raden untuk terus berkarya sebagai pendongeng dan pelukis. Salah satunya adalah Prasodjo Chusnato yang dalam tahun-tahun belakangan memanajeri Pak Raden.

Sejak itu, Pak Raden seperti bangkit dan diingat kembali. Rumahnya di Petamburan selalu ramai didatangi anak-anak dan remaja, terutama di akhir pekan. Prasodjo membuat berbagai acara untuk menggalang dana untuk Pak Raden, bahkan pernah berhasil mengumpulkan para artis untuk berpartisipasi.

Rumah Pak Raden dibuka lebar-lebar, dan anak-anak muda bisa datang untuk mendengarkan dongeng dan nyanyian, atau belajar mendongeng, dan tentu saja berfoto bersama. Selain itu, pengunjung bisa membawa pulang aneka cenderamata yang dijual, dari blangkon khas Pak Raden, kaus, hingga artbook ‘Gambar Dongeng’ yang eksklusif. Ada pula acara bernama “Piknik Dongeng” yang dikemas dengan menarik.

Akhir pekan ini, Pak Raden sebenarnya telah dijadwalkan tampil di acara Festival Internasional Dongeng Indonesia 2015 di Meseum Nasional, Jakarta, Sabtu (31/10) dan Minggu (1/11). Dalam gelaran yang mengusung tema ‘Dongeng itu Baik’ tersebut, Pak Raden mestinya tampil bersama pendongeng asal Malaysia, India dan Singapura, serta para pendongeng muda Tanah Air. Namun, ternyata penampilan itu menjadi rencana terakhir Pak Raden yang tak pernah terwujud.

Pak Raden, yang melajang hingga akhir hayatnya, mungkin memang tidak kaya dari dedikasinya yang total terhadap dunia profesional yang ditekuninya. Bila mengingat bahwa ia tak hanya salah satu tokoh dari sebuah serial boneka yang sukses, tapi juga ikut menggagasnya sejak awal, apa yang didapat Pak Raden di kemudian hari memang tak sepadan. Namun, setidaknya, Pak Raden tak sendirian, tak kesepian, tak dilupakan apalagi ditinggalkan. Sebuah generasi merasa telah berutang hiburan dan inspirasi padanya, sehingga mendampinginya di usia senjanya.

Selamat jalan, Pak Raden!

(mmu/kak)
Pak Ogah merasa sangat kehilangan sosok Pak Raden.
Pak Ogah merasa sangat kehilangan sosok Pak Raden.<br />
Redaksi: redaksi[at]detikhot.com
Informasi pemasangan iklan
Hubungi sales[at]detik.com,


Previous
Next Post »
Thanks for your comment